Mengelola Keuangan
by aditya firdaus (@adityafirdaus1)
Mengelola keuangan bukan hanya tentang berapa tabungan Anda.
Bukan juga tentang apakah tabungan Anda cukup untuk bertahan hidup 10 tahun
bila Anda tak bekerja. Mengelola keuangan itu, menurut saya, berkaitan dengan
pandangan hidup seseorang.
Bagi seorang yang beriman, mengelola keuangan itu berkaitan
dengan keselamatan kehidupan di dunia dan juga kehidupan di akhirat. Uang
menjadi hamba sahayanya, bukan sebaliknya ia menjadi hamba uang.
Dari para profesional dan pebisnis sukses beriman saya banyak
belajar tentang bagaimana mengelola keuangan. Mereka mengalokasikan
uangnya untuk tiga keperluan: Akhirat, Masa Depan dan Masa Kini. Urutan itu
menunjukkan prioritas, jangan dibalik mengelola keuangan untuk kepentingan Masa
Kini, Masa Depan dan Akhirat. Ketahuilah kehidupan akhirat jauh lebih penting
dari kehidupan dunia.
Setiap penghasilan yang kita peroleh gunakan untuk keperluan
akhirat; keluarkanlah untuk zakat dan infak sedekah. Sahabat saya, melakukannya
dengan cara memberi makan setiap hari kepada orang-orang miskin yang tinggal di
sekitar rumahnya. Rata-rata ia memberi makan kepada 40 keluarga miskin setiap
harinya. Ajaibnya, setelah ia rutin melakukan kebiasaan memberi makan,
rezekinya semakin berlimpah dan order mengalir tiada henti.
Mungkin otak rasional Anda akan bertanya, “Bagaimana mungkin
saya keluarkan uang untuk sedekah lha wong kehidupan saya saja pas-pasan.” Ini
memang masalah keimanan yang tidak semuanya bisa dijelaskan dengan akal
manusia. Sama halnya kita tidak bisa menjelasan mengapa sholat di Masjidil
Haram pahalanya 100 ribu kali lipat, sholat di Masjid Nabawi Madinah 1.000 kali
lipat dibandingkan dengan sholat di masjid termegah sekalipun di belahan dunia
lain.
Kedua, alokasikan penghasilan untuk masa depan kita. Bila sudah
terkumpul dengan jumlah memadai gunakan untuk modal usaha. Karena kehidupan
yang paling nyaman dalam urusan finansial adalah ketika passive income kita
lebih besar dari kebutuhan atau setidaknya mampu memenuhi semua kebutuhan kita.
Dana untuk masa depan kita itu diinvestasikan bukan ditabung.
Ketiga, alokasikan penghasilan yang kita peroleh untuk keperluan
hari ini. Hiduplah sederhana dan jangan kedepankan gengsi. Percuma kehidupan
kita saat ini terlihat “wah” tetapi sebenanya rapuh secara finansial karena tak
ada dana yang diinvestasikan untuk masa depan. Amatlah sia-sia bila kehidupan
saat ini kita terlihat sukses tapi di akhirat tidak bisa tinggal di tempat yang
terhormat.
Targetkan bahwa dalam jangka waktu tertentu keperluan
sehari-hari kita akan dipenuhi dari passive income. Dan itu bisa terjadi bila
kita mengelola uangnya dengan urutan untuk keperluan akhirat, masa depan dan
masa kini. Tidak percaya? Coba dulu dong…
Sumber : guru saya (@jamilazzaini)
follow guru saya ya :)
follow guru saya ya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar